News Update :
Home » » 5 Kualitas Insan Cita, Ideologi “Yang Terlupakan”

5 Kualitas Insan Cita, Ideologi “Yang Terlupakan”

Published by : Unknown on Friday, January 24, 2014 | 3:02 AM

Oleh Averroes F Piliang

Permasalahan setiap individu dan kelompok terjadi karena tidak adanya integrasi dalam proses penyelesainnya. Pembahasan yang sering terjadi adalah dalam pelaksanaannya tidak beriringan dengan bidang lainnya. Sebut saja seperti bidang PTKP dan PA yang merupakan ujung tombak organisasi dalam menjalankan roda organisasi. Kedua bidang ini merupakan jalan pertama yang harus dilewati dalam membentuk karakter, budaya dan pendidikan seorang kader dalam tataran organisasi HMI. Perlu adanya sebuah kombinasi dalam mengatasi hal tersebut dan menyelesaikannya. Yaitu antara satu aspek dengan aspek yang lain tanpa mengurangi esensi dari bidang-bidang yang bersangkutan.

Dalam kehidupan mahasiswa, Konsep pendidikan menyebutkan bahwa, pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta membangun karakter sebuah bangsa. Dengan pendidikan, suatu bangsa juga akan mampu membangun segala aspek kehidupan yang pada akhirnya akan tercapai tujuan yang diinginkan. Dengan adanya pendidikan yang sifatnya formal dan informal seharusnya menunjukkan bahwa setiap kader Himpunan Mahasiswa Islam memiliki karakter yang diinginkan. Kerancuan yang ada dalam karakter suatu bangsa adalah tidak adanya kebenaran yang hakiki dalam melaksanakan peran dirinya sendiri dalam masyarakat atau bangsa.

Permasalahan ini timbul karena karakter yang dibangun oleh suatu organisasi pada tataran masyarakatnya tidak didasari oleh adanya hal-hal yang bersifat fundament. Maka, dengan ini saya memiliki argument mengenai karakter masyarakat Himpunan yaitu
  1. Karakternya yang lemah
  2. Memiliki sifat Feodal yang tinggi
  3. Segan dan enggan bertanggung jawab
  4. Kurang sabar dan menggerutu
  5. Tidak hemat
  6. Cepat cemburu dan tukang tiru
Hal ini disebabkan karena tidak begitu optimalnya pemahaman dalam proses perkaderan. Artinya, dalam proses pendidikan, pemahaman mengenai konseptual masih diluar jalur. Sehingga perlu adanya suatu bentuk aplikasi dari materi-materi yang ada. Proses ini didapat dari jalur PA, PTKP dan KPP dalam suasana himpunan mahasiswa Islam. Artinya membangun suatu organisasi harus dimulai dengan membangun budaya yang ada. Apa budaya Himpunan? Menulis, berdiskusi dan membaca. Inilah 3 budaya yang berlandaskan nilai-nilai moral mahasiswa.

Senada dengan hal yang sama, dalam konstitusi himpunan dalam tafsir Tujuan. Masyarakat himpunan tidak lagi mengenal apa yang tertera dalam tafsir tujuan. Ini merupakan masalah besar. Amboi kawan, ini merupakan suatu fondasi yang telah hilang. Maka, saya juga bertanya kepada diri saya dan pada yang membaca essay saya mengenai permasalahan Himpunan dan Bidang apa yang saya buat resume. Apa ideology kader-kader Himpunan? Dan jika ada Apa itu?

Ideologi himpunan adalah Konstitusi, dimana tercantum garis-garis besar mengenai pemahaman dibinanya kader HMI. Pasal 4 yang merujuk kepada tujuan yaitu “terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT menghasilkan individu-individu yang dalam tafsir tujuan disebut dengan Man of Future.  Tipe ideal yang didalam perkaderean HMi adalah terbentuknya individual yang berkarakter Man of Inovator bukan “Man of tongkar-tongkar” dalam suasana perdebatan. Sehingga kader-kader Himpunan memiliki suara-suara yang keras. Yang mampu menunjukkan tinjunya, yang tidak hanya menjadikan kepalanya sebagai perpustakaan. Karena kader himpunan tahu, Ilmu itu didapat untuk diamalkan.

Artinya tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu kader dalam mengikuti himpunan. Hingga setiap usaha yang dilakukan organisasi harus teratur. Dengan terbentuknya kader-kader yang sesuai tujuan, maka akan terbentuk sebuah Intellectual community yang nantinya akan memiliki inovasi dan hasrat dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi.

Yang saya tekankan didalam essay saya ini adalah, bahwa hampir semua kader-kader himpunan yang ada di sekawasan cabang tidak memiliki prinsip, tidak tahu apa landasan berpikirnya, paradigm berpikirnya, falsafah berpikir, dan lain-lain. Kualitas insan cita yang terdiri dari 5 saja sudah dilupakan. Ya, mungkin karena himpunan itu hanya menjadi tempat mengambil dan mengeruk keuntungan. Dimana letak insan-insan seperti
  1. Insan Akademis
  2. Insan Pencipta
  3. Insan Pengabdi
  4. Insan yang bernafaskan Islam
  5. Dan Insan yang bertanggung jawab
Itu hanya sekedar simbolis. Pada pokoknya kualitas insan yang jelas tertera dan disusun secara sistematis setiap kongres itu hanya sebagai simbolis semata. 

Mentari pagi telah menyingsing, bangunlah HMI-wan dan HMI-wati (tidak mampu untuk bangun karena bergadang) mari mandi, sholat dan gosok gigi. Setelah itu kita berjanji, nanti pagi, esok hari, atau lusa nanti, Himpunan bukan tempat mencari keuntungan belaka. Himpunan merupakan keluarga. Dan coba kau dengarkan Konstitusi HMI bukanlah rumus, kode buntut yang hanya berisi hayalan. Tapi berisi cita-cita, berisi tujuan dan target kita.

Share this article :

Post a Comment

 
Tentang Dunia Insan Kamil | Hubungi Kami | Disclaimer
| Copyright © 2013. Dunia Insan Kamil . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger