Oleh Averroes F Piliang
Konsep pendidikan menyebutkan bahwa, pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi kenegaraan serta membangun karakter bangsa. Dengan pendidikan, suatu bangsa juga akan mampu membangun segala aspek kehidupan yang pada akhirnya akan tercapai tujuan yang diinginkan.
Kata “pembangunan” sangat erat hubungannya dengan kemampuan meneliti yang dimiliki perangkat pemikir suatu bangsa. Dari hanya sebagai pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari Negara lain, kita sekarang harus berusaha untuk menjadi pencipta ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga kita tidak saja hanya dapat menjual bahan mentah, tetapi juga dapat menjual bahan jadi dan buah pemikiran (Filsafat Ilmu – Sebuah Pengantar Populer, Jujun Suriasumiantri).
Pembangunan dari segala aspek menjadi agenda rutin bangsa Indonesia untuk melahirkan manusia-manusia Indonesia yang ideal sesuai karakter sejati bangsa Indonesia.
Pembinaan dan pelatihan menjadi gerbang utama dalam pendidikan dalam artian bahwa tujuan pendidikan bukan saja menghasilkan manusia-manusia yang berkarakter saja, tetapi adalah untuk merangsang kreativitas itu sendiri dan semangat dari jiwa pengajar dan peserta didiknya. Sehingga terbentuk karakter manusia yang mau berinovasi dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sendiri dan masyarakat. Manusia-manusia yang seperti itu akan menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Apakah sistem mengajarkan ikuti teori yang ada sehingga membuat anda sebagai pengikut sejarah atau epilog? Atau mengikuti keinginan hati anda? Mengikuti sebuah obsesi mengenai ide-ide anda? Karena lebih nyaman dengan ide sendiri dibandingkan dengan mengikuti ide-ide lain.
Apa kau selalu ingin menjadi administrasi kampus? Apa impianmu? Mungkin kau ingin menjadi sesuatu yang betul-betul yang kau inginkan. Hidup itu penuh dengan kemungkinan, tingkatkan kemungkinan tersebut menjadi sebuah ide-ide yang inovasi. Kau cuma perlu orang-orang dengan keinginan untuk memperbaiki diri sendiri dan itu sebenarnya esensi mengenai pendidikan.
Memang secara umum kualitas suatu negara dikatakan maju, ditinjau dari segi ekonomis penduduknya berupa meningkatnya taraf hidup yang layak bagi penduduknya. Tetapi apakah itu menjadi tolak ukur tingginya sebuah peradaban manusia? Pembangunan pendidikan itu bukan saja fokus terhadap infrastruktur melainkan mengenai mental pendidikan.
Timbulnya klasifikasi suatu Negara dikatakan adalah Negara maju, Negara berkembang, dan Negara terbelakang adalah adanya IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau HDI (Human Development Index). Umumnya IPM ditentukan berdasarkan kualitas kesehatan, pendidikan dan daya beli manusia yang tinggal dalam negara tersebut. Berdasarkan data, bahwa suatu negara dikatakan maju apabila IPM-nya diatas 0.8 dan rendah ketika dibawah 0.5 dan diantara 0.5 – 0.8 dikatakan berkembang. Data Indonesia berdasarkan BPS pada tahun 2013 berada pada 0.629.
Tetapi, apakah dengan komposisi tersebut Indonesia langsung dikategorikan sebagai negara berkembang. Memang, dalam hal pendidikan Indonesia pada saat sekarang ini menjadi salah satu negara yang memiliki pembangunan pendidikan di bagian Asia Tenggara. Hal tersebut berdasarkan kualitas pendidikan yang ditinjau dari sektor fasilitas, kurikulum dan staf pengajar telah melewati level di atas cukup. Jika hal itu yang dinilai, maka Indonesia telah memasuk point pertama dari proses IPM atau HDI tersebut mengenai pendidikan. Nyatanya tidak seperti yang diharapkan.
Seharusnya pendidikan tidak menolak apa yang disebut dengan inovasi, tetapi diberikan sebuah kesempatan dan harus diamati dengan hati-hati. Ya salah satu caranya adalah dengan telah terbentuknya Badan Akreditasi Nasional pendidikan. Tetapi apakah itu cukup untuk mengakomodir inovasi-inovasi yang ada? Perlu dikaji ulang tentunya, seharusnya ada sebuah badan yang mengawasi inovasi-inovasi di setiap kampus, bukan saja dalam hal ini LPPM.
Post a Comment