Oleh Averroes F Piliang
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang memiliki 5 sila, yaitu:
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang memiliki 5 sila, yaitu:
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila merupakan suatu sistem yang mengandung nilai-nilai yang merupakan satu kesatuan dan hirarki, setiap sila tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena masing-masing memiliki keterkaitan. Adapun nilai Ketuhanan yang terkandung pada sila pertama dan nilai kemanusiaan yang terkandung pada sila kedua memunculkan suatu kondisi yang dilematis diantara kaum pancasilais, agamis dan humanis dikarenakan adanya sebuah realita bahwa jika memang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila, kondisi Indonesia saat ini seharusnya sudah lebih baik, namun kenyataan yang ada adalah sebaliknya.
Berdasarkan NDP (Nilai-nilai Dasar Perjuangan) HMI dalam bab I dijelaskan bahwa, manusia dalam hidupnya memerlukan suatu bentuk kepercayaan yang dapat melahirkan tata nilai yang dapat menopang hidup dan budayanya. Untuk itu dibutuhkan suatu ajaran yang didalamnya terdapat suatu sistem kepercayaan (agama) yang dapat membawa manusia kepada jalan keselamatan. Agama mengajarkan manusia bahwa seluruh aktivitas manusia memiliki nilai kehidupan. Hal tersebut tampak di dalam Islam yang secara hakikat berbicara “sesungguhnya kita itu miliknya dan akan kembali kepada-Nya”. Artinya hal ini merujuk kepada nilai kemanusiaan yang tidak akan muncul jika nilai Ketuhanan tidak muncul.
Lantas pertanyaan berikutnya adalah apa benang merah antara agama, kemanusiaan dan pancasila itu sendiri. Hubungan nan misterius itu sebenarnya tampak pada konsep hakikat manusia merupakan ciptaan dari Allah SWT. Sehingga muncul sebuah konsep sang pencipta dan yang diciptakan. Karena kemutlakan sang pencipta dan kenisbian manusia, maka manusia tidak dapat menjangkau kepada pengertian dan hakikat sang penipta. Hal tersebut tampak dengan begitu banyaknya kepercayaan akan hal ketuhanan sehingga manusia menjadi bingung dalam mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kegiatannya dan berimbas kepada nilai kemanusiaan.
Faktor sejarah, kultural dan peradaban yang terjadi di dunia adalah permasalahan perbudakan yang mengarah kepada klaim yang mengatasnamakan kepada ketuhanan, hal tersebut pernah terjadi pada zaman mesir kuno. Dengan bermodalkan azas ketuhanan yang seperti itu, manusia mampu memberikan perintah kepada manusia yang lain dimana perintah tersebut tidak memiliki nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa pancasila itu dibangun atas nilai Ketuhanan yang ditujukan kepada nilai kemanusiaan. Karena agama itu memang berasal dari Allah SWT, tetapi ditujukan kepada manusia.
Maka, sudah sewajarnya para ahli mengatakan bahwa pancasila yang terdiri dari 5 sila tersebut merupakan dasar dan tujuan manusia Indonesia (hanya Indonesia). Pancasila dapat dianalogikan sebagai sebuah angka 10000, dimana angka 1 adalah nilai ketuhanan dan angka 0 adalah nilai-nilai yang lain. Angka tersebut akan memiliki arti jika nilai-nilai ketuhanan dijunjung tinggi. Dalam artian, mau seberapa panjang angka nol tersebut, tidak akan memiliki arti apabila tidak diawali oleh sebuah angka 1 yaitu nilai-nilai ketuhanan (Buya HAMKA).
Ada sebuah kemiripan antara pancasila di Indonesia dengan datangnya Islam di dunia. Islam di dunia datang untuk memberantas faham mengenai polytheisme dan animisme. Maka, muncullah sikap monotheisme yaitu dengan kalimat persaksian. Oleh karena itu, kalimat persaksian mengandung maksud pengecualian dan menegasikan permasalahan ketuhanan, tiada tuhan selain Allah. Sedangkan pada pancasila dalam sila pertama bertujuan untuk memberantas pola polytheisme dan animisme yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Hal tersebut tampak pada budaya dan adat istiadat masyarakat Indonesia yang memiliki begitu banyak bentuk kepercayaan. Sehingga masyarakat Indonesia diharuskan menganut satu kepercayaan, dan dalam hal ini persoalan tersebut adalah agama.
Maka, pancasila dalam hal ini mengikuti sumber dari segala sumber yaitu pemahaman tentang Islam melalui dasar-dasar ketuhanan. Ketuhanan Yang Maha esa, dalam pengertian tidak ada pemaksaan kehendak kepada setiap orang dalam hal kepercayaan. Hanya diwajibkan untuk memilih, mengikuti, mendalami, mengimani, mengamalkan dan mempelajari satu bentuk kepercayaan, tidak boleh lebih dari satu kepercayaan pada persoalan agama.
Salah satu perbedaan antara pancasila dan Islam tersebut adalah wilayah kebermanfaatannya. Islam memiliki sifat tidak terbatas (unlimited) karena islam merupakan rahmatan lil ‘alamin sedangkan pada pancasila hanya terbatas bagi bangsa Indonesia, namun dalam hal ini bukan merupakan dikotomi. Mengapa demikian? Karena kalau kita hanya memandang Islam sebagai ideologi atau paradigma berpikir, maka sangatlah kecil sekali Islam di dunia ini. Telah kita ketahui sebelumnya bahwa Islam itu merupakan sumber dari segala sumber, budaya dan perilaku.
Disamping itu, Islam berasal dari Tuhan tetapi ditujukan kepada manusia dalam rangka mewujudkan khalifatul fil ardh. Sedangkan pancasila merupakan suatu hal yang berasal dari manusia untuk manusia itu sendiri namun dibuat berlandaskan agama sebagai sumber dari segala sumber. Tetapi, yang terjadi di lapangan adalah permasalahan mempersamakan antara urusan aqidah dan mu’amalah. Hal inilah yang merupakan benang merah di kalangan masyarakat Indonesia mengenai persoalan pancasila.
Post a Comment