Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam karena semua persiapan yang diperluksan sudah beres - Lafran Pane
Bulan Agustus tahun 1945 di tanggal 17, Indonesia menyatakan dirinya sebagai bangsa yang merdeka. Maka, dimulailah sebuah era dimana masyarakat Indonesia terkhususnya kaum pelajar mempertahankan kemerdekaannya dan memulai sejarah bangsa.
Indonesia, yang pada saat itu masih belum resmi diakui oleh Belanda, memaksa pemerintah muda Indonesia untuk memindahkan ibukota di provinsi Yogyakarta. Sehingga, segala hal mengenai pemerintahan dipusatkan untuk sementara di Yogyakarta. Hal ini secara politik dimanfaatkan oleh kaum terpelajar untuk menyemangati kemerdekaan. Hal tersebut mereka tunjukkan dengan membentuk Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) pada tahun 1946. PMY ini beranggotakan mahasiswa yang berasal dari tiga perguruan tinggi di kota tersebut, yaitu Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Islam dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada.
Dengan terbentuknya PMY bukan berarti situasi politik di Indonesia pada saat itu menguat dan stabil. Persoalan mahasiswa pada saat itu ialah tidak stabilnya pemikiran mahasiswa khususnya mahasiswa Islam pada saat itu. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor sosio-kultural serta perang ideologi yang
terjadi di dunia. Oleh karena itu, membangun kekuatan dengan azas persatuan sangat dibutuhkan.
Sebulan sejak PMY dibentuk pada Oktober 1946, seorang mahasiswa asal Sumatera Utara yang bersekolah di Sekolah Tinggi Islam mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya untuk membentuk sebuah organisasi mahasiswa. Anehnya, mahasiswa tersebut adalah mahasiswa tingkat I (semester awal). Dengan bersemangat ia akhirnya mendapatkan dukungan dan mengundang mereka untuk menghadiri rapat agar maksud yang diinginkan dapat dibicarakan. Mungkin, dikarenakan masih terlalu muda, kesepakatanpun hilang. Tidak adanya kesepakatan tidak mengecilkan semangat dan cita-cita pria tersebut. Ia memikirkan langkah yang strategis dan drastis untuk mewujudkan cita-cita ini.
Maka, pada tanggal 5 Februari 1947 dalam kuliah tafsir yang diisi oleh Husein Yahya sebagai pengajar, Lafran Pane (mahasiswa semester 1) mengadakan pertemuan mendadak dengan peserta mahasiswa dan sang dosen. Dengan langkah yang pasti ia langsung berdiri dan memimpin rapat sembari berkata dengan lantang: “Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres”. Tepat pada tanggal 5 Februari 1947 yang bertepatan pada tanggal 14 rabiul awal 1366 H lahirlah organisasi Mahasiswa Islam dengan nama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan ketua Lafran Pane dan Asmin Nasution sebagai wakil ketua. Para anggota diisi oleh mahasiswa kuliah tafsir antara lain, Anton T Jailani, Karnoto Zarkasyi, Maisaroh Hilal, Suwali Y Gozali.(AFP)
Post a Comment