News Update :
Showing posts with label Asal Usul Manusia. Show all posts
Showing posts with label Asal Usul Manusia. Show all posts

Afarensis dan Simpanse

Published by : Unknown on Tuesday, May 20, 2014 | 4:00 PM

Tuesday, May 20, 2014

Oleh Ardi Yusman

Menurut skema “indah” yang diajukan oleh evolusionis, evolusi internal dari genus Homo adalah sebagai berikut: Pertama Homo Erectus, kemudian apa yang disebut sebagai Homo Saphiens “kuno” dan manusia Neanderthal (Homo Saphiens Neanderthalensis), dan akhirnya manusia Cro-Magnon (Homo Saphiens Saphiens). Akan tetapi semua pengelompokan ini sebenarnya hanyalah variasi dan ras-ras yang khas dalam keluarga manusia. Perbedaan antara mereka tidak lebih besar daripada perbedaan antara suku Inuit dengan suku Afrika, atau suku pygmi dengan orang Eropa.

Alasan utama evolusionsi mendefenisikan Homo Erectus sebagai “primitf” adalah kapasitas otak tengkorak mereka yang berkisar antara 900 – 1.100 cc, yang lebih kecil daripada rata-rata manusia modern, dan alis tebal mereka yang menonjol. Akan tetapi, banyak orang yang hidup saat ini di bumi yang memiliki kapasitas tengkorak yang sama dengan Homo Erectus (suku pygmi, contohnya) dan ras lain yang memiliki alis yang menonjol (penduduk Australia, misalnya). Ada fakta yang secara umum disetujui bahwa perbedaan pada kapsitas tengkorak tidak selalu menunjukkan perbedaan dalam kecerdasan dan kemampuan. Kecerdasan lebih bergantung pada organisasi internal otak, daripada volumenya. Fosil yang telah membuat Homo Erectus terkenal di seluruh dunia adalah fosil dari manusia Peking dan manusia Jawa di Asia. Namun, kemudian disadari bahwa kedua fosil ini tidak dapat dipercaya.

Kebudyaan berlayar Homo Erectus menjadi salah satu fenomena yang dianggap bahwa Homo Erectus merupakan salah satu nenek moyang manusia sekarang. “Ancient Mariners: Early humans were much smarter than we suspected” (Pelaut purba: manusia kuno lebih pintar dari yang kita duga). Menurut artikel New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ini, manusia yang dinamai Homo Erectus oleh evolusionis, telah melakukan pelayaran sejak 700 ribu tahun yang lalu. Tentu saja, mustahil menganggap manusia yang mempunyai pengetahuan, teknologi, dan budaya berlayar sebagai “makhluk purba”.
comments | | Read More...

Pohon kekerabatan yang dibuat-buat

Published by : Unknown on Sunday, May 4, 2014 | 6:46 PM

Sunday, May 4, 2014

Oleh Ardi Yusman

Disadur dari berbagai sumber

Pernyataan Darwinis (para pendukung teori Darwin) mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk hidup yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari lima atau enam juta tahun yang lalu, dinyatakan  bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut:
  1. Australopithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus)
  2. Homo habilis
  3. Homo erectus
  4. Homo saphiens

Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis (para pendukung teori evolusi Darwin) digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti “kera dari selatan”. Australopithecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat (tegap), sementara yang lain lebih kecil dan rapuh (lemah).
"Adanya kesamaan yang jelas di antara keduanya adalah sebuah tanda yang nyata bahwa Australopithecus Afarensis itu spesies kera biasa, tanpa sifat-sifat manusia"
Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai “Australopithecus > Homo Habils > Homo Erectus > Homo Saphiens”, evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan tetapi, penemuan terbaru ahli paleoanthropology mengungkap bahwa Australopithecines, Homo Habilis dan Homo Erectus hidup di berbagai tempat di bumi pada saat yang sama.

Semua spesies Australopithecus adalah kera punah yang mirip dengan kera masa kini. Volume tengkorak mereka adalah sama atau lebih kecil daripada simpanse masa kini. Terdapat bagian menonjol pada tangan dan kaki mereka yang mereka gunakan untuk memanjat pohon, persis seperti simpanse saat ini, dan kaki mereka terbentuk untuk mencengkram dan bergelantung pada dahan pohon. Banyak karakteristik yang lain – seperti detail pada tengkorak mereka, dekatnya jarak antara kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang, dengan lengan yang panjang, dan kaki yang pendek – merupakan bukti bahwa makhluk ini tidaklah berbeda dengan kera masa kini. Namun demikian, evolusionis menyatakan bahwa, meskipun Australopithecine memiliki anatomi kera, mereka berjalan tegak seperti manusia, tidak seperti kera pada umumnya.

Sebuah teori baru menyatakan bahwa genus Australopithecus bukanlah cikal bakal ras manusia… Hasil ini didapat dari satu-satunya wanita yang diberi kewenangan untuk meneliti, St W573 berbeda dari teori normal berkenaan dengan nenek moyang manusia : ini meruntuhkan pohon kekerabatan horminid. Primata besar, yang dianggap sebagai nenek moyang manusia, telah dihilangkan dari susunan pohon kekerabatan ini… Australopithecus dan spesies Homo (manusia) tidak muncul dalam cabang yang sama. Nenek moyang langsung manusia masih menunggu untuk ditemukan.
"Homo Erectus dan Manusia. Tonjolan besar alis pada tengkorak Homo Erectus, dan ciri-ciri seperti dahi yang condong ke belakang, bisa dilihat dalam sejumlah ras zaman sekarang, seperti orang-orang pribumi di berbagai belahan dunia"
Sebuah majalah ilmiah terkenal di Perancis, Science et Vie, mengakui ada dua kebenaran mengenai tidak adanya nenek moyang manusia yang berasal dari kera. Majalah perancis ini mengakui hal tersebut dengan menerbitkan judul sampul majalah mereka berupa “Selamat Tinggal Lucy” pada terbitan di tahun 1999 pada bulan Februari, dan mereka menegaskan bahwa Australopithecus tak bisa dijadikan sebagai nenek moyang manusia.
"Penemuan ilmiah telah membuat anggapan evolusionis tentang Lucy, yang kali pertama dijadikan sebagai contoh penting genus Australopithecus sama sekali tidak berdasar
Hal tersebut berdasarkan dua penemuan penting yaitu:
  1. Fosil yang disebut sebagai Homo Habilis sebenarnya bukan tergolong genus Homo, atau manusia, tetapi tergolong Australopithecus, atau kera.
  2. Homo Habilis dan Australopithecus adalah makhluk yang berjalan membungkuk ke depan – jadi bisa dikatakan mereka memiliki kerangka seekor kera. Mereka sama sekali tidak memiliki hubungan dengan manusia.


comments | | Read More...

Teori Evolusi Darwin, "Sebuah Asal Usul Manusia Yang Terbantahkan"

Published by : Unknown on Monday, April 28, 2014 | 8:57 PM

Monday, April 28, 2014

Oleh Ardi Yusman

Disadur dari beberapa sumber

Charles Darwin seorang biologist mengajukan teori evolusi manusia dalam pernyataannya yaitu  manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama. Hal tersebut terungkap dalam buku Charles Darwin yang berjudul The Descent of Man, yang dipublikasi pada tahun 1871. Sampai saat ini, para pengikut Teori Evolusi Darwin telah mencoba untuk mendukung pernyataannya. Tetapi, meskipun berbagai penelitian telah dilakukan, pernyataan mengenai “evolusi manusia” tidak adanya dukungan ilmiah yang berdasarkan penelitian dan penemuan yang nyata dalam bentuk fosil.

Sumber gambar mrpetsblogs.blogspot.com
Kebanyakan masyarakat biasa tidak menyadari kenyataan ini, dan berfikir bahwa teori yang dikemukakan oleh Darwin mengenai evolusi manusia didukung oleh banyak bukti yang kuat dan ilmiah. Salah satu penyebab adanya pendapat yang keliru ini adalah bahwa pesoalan ini sering dibahas dalam media serta proses pendidikan dihadirkan sebagai fakta yang terbukti ilmiah. Namun, para ahli dalam masalah ini menyadari bahwa tidak ada landasan ilmiah bagi pernyataan Darwin tentang teori evolusi manusia. David Pilbeam, ahli paleoanthropology dari Harvard University, mengatakan “Jika anda mengundang seorang ilmuwan dari bidang ilmu yang lain dan menunjukkan padanya sedikitnya bukti yang kita miliki ia tentu akan mengatakan”, “Lupakan saja; itu tidak cukup untuk diteruskan!”.
Tiada petunjuk ilmiah bagi pernyataan bahwa manusia berevolusi. Yang diajukan sebagai “bukti” tidak lebih dari ulasan sepihak atas sedikit fosil.
Dan William Fix, seorang penulis sebuah buku penting dalam bidang paleoanthropology berkomentar “Seperti yang telah kita lihat, ada banyak ilmuwan dan orang-orang populer saat ini yang memiliki nyali untuk mengatakan bahwa tidak ada keraguan tentang bagaimana manusia berasal. Tentunya, andai saja mereka memiliki bukti…

Pernyataan evolusi ini, yang “miskin akan bukti” yang secara ilmiah tidak masuk akal, memulai dengan adanya pohon kekerabatan manusia yang serumpun dengan kelompok kera dinyatakan dengan bentuk satu genus tersendiri, yaitu Australopithecus. Sehingga, menurut pernyataan ini, Australophitecus secara bertahap, diawali dengan kemampuan untuk berjalan tegak dan membesarnya kapasitas volume otak, ia melewati serangkaian proses perubahan dalam jangka waktu yang lama atau evolusi hingga mencapai tahapan manusia sekarang (Homo Sapiens). Tetapi, fakta fosil tidak mendukung scenario dari teori ini, meskipun ilmu pengetahuan menyatakan bahwa semua bentuk peralihan itu ada, tetapi antara manusia dan kera tidak dapat dilalui dengan menggunakan jejak fosil saja. Ernst Mayr, salah satu pendukung utama teori evolusi abad 20, berpendapat dalam bukunya One Long Argument bahwa “khususnya (teka-teki) bersejarah seperti asal usul kehidupan atau Homo Sapiens, adalah sangat sulit dan bahkan mungkin tidak pernah menerima penjelasan akhir yang memuaskan”.

comments (1) | | Read More...

Rubrik

 
Tentang Dunia Insan Kamil | Hubungi Kami | Disclaimer
| Copyright © 2013. Dunia Insan Kamil . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger